Dosen Pengampu : Fince Tinus Waruwu, M.Kom
Teknologi
Teknologi yang saat ini tidak dapat terlepas dari kehidupan kita merupakan hasil buah pikir dari pendahulu kita yang sampai saat ini masih di kembangkan oleh begitu banyak para pemuda inovatif di dunia ini. Menurut KBBI, teknologi diartikan sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis dan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Pada dasarnya, penciptaan sebuah teknologi didasarkan atas tujuan untuk mempermudah suatu pekerjaan bagi manusia. Salah satu teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat di dunia adalah gadget. Berdasarkan Wikipedia, gawai (gadget) adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya, misalkan telepon genggam merupakan gawai dari telepon rumah. Salah satu gadget yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita adalah telepon genggam atau handphone. Hingga saat ini, jumlah produsen telepon genggam terus bertambah hingga jumlahnya puluhan. Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan konten dari telepon genggam itu sendiri terus berlangsung, tidak terkecuali di bidang kesehatan.
Seperti yang dapat kita ketahui, penggunaan dari berbagai gadget saat ini tidak dapat terlepas dari internet. Adanya kolaborasi antara internet dan gadget memberikan banyak keuntungan di dalam bidang kesehatan. Pertama, saat ini banyak rumah sakit yang Sistem Informasi Manajemen (SIM)-nya telah terintegrasi dengan menggunakan internet. Adanya integrasi ini tidak hanya mempermudah jalannya administrasi dalam rumah sakit itu sendiri, namun hal ini juga mempermudah para staf membuat database dari data-data pasien sebelumnya dan memberikan banyak kemudahan bagi pasien yang hendak mengunjungi rumah sakit tersebut. Pasalnya, rumah sakit yang telah terintegrasi dengan internet umumnya memiliki sebuah website tersendiri di internet yang dapat di akses dengan menggunakan gadget. Pasien hanya perlu menggunakan internet dan membuka website dari rumah sakit itu untuk dapat menemukan jadwal praktik dokter yang hendak ditemui, fasilitas rumah sakit, dan informasi penting lainnya.
Kedua, dalam perkembangan teknologi informatika keperawatan, Personal Data Asystant (PDA) merupakan salah satu terobosan baru yang berguna untuk mengakses informasi yang telah diperbaharui pada catatan keperawatan pasien. Tampilan dari PDA sendiri tidak terlalu berbeda dengan telepon genggam karena ukurannya didesain sedemikian rupa sehingga ia mudah dibawa kemana saja. Menurut penelitian, pemanfaatan PDA dapat mengurangi waktu perawat dalam mencatat kondisi pasien, meningkatkan kinerja, mengurangi terjadinya medication error, serta menghemat waktu dalam pendokumentasian. Adanya PDA dalam dunia keperawatan sangat membantu para perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian, serta mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat atau medication error.
Ketiga, adanya perkembangan konten dari telepon genggam membuahkan banyak sekali aplikasi kesehatan yang sangat berguna bagi penggunanya, bahkan hingga saat ini telah tersedia hingga tiga belas ribu aplikasi kesehatan yang dapat diperoleh secara mudah. Salah satu aplikasi yang sangat membantu dunia kesehatan adalah Look at Me yang merupakan aplikasi buatan Samsung, perusahaan teknologi terbesar di Korea. Aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Samsung dengan para doktor dan profesor dari Seoul National University Bundag Hospital dan Yonsei University Department of Psychology. Aplikasi yang telah rilis sejak tahun 2014 lalu ini ditujukan bagi para penderita autisme. Di dalamnya, terdapat teknologi berupa pengenal wajah, foto, dan berbagai permainan yang ditujukan untuk membantu anak-anak penderita autisme membaca emosi serta berkomunikasi dengan orang lain. Dalam percobaannya, dua puluh anak dengan autisme yang menggunakan aplikasi ini menunjukkan peningkatan konsentrasi (kontak mata) sebesar enam puluh persen. Aplikasi Look at Me tidak hanya membantu para orang tua yang kesulitan berkomunikasi dengan anaknya, namun juga meringankan biaya perawatan bagi penderita autisme yang umumnya masih tergolong mahal. Tidak hanya Look at Me, pada awal bulan Desember tahun lalu, para peneliti dari National Taiwan University Hospital Yunlin telah merilis aplikasi berjudul The Infant Cries Translator, yakni sebuah aplikasi yang dapat membantu para orang tua untuk mengetahui penyebab bayinya menangis. Selama dua tahun, para pembuat aplikasi ini mengumpulkan setidaknya dua ratus ribu tangisan bayi yang mereka kumpulkan dalam online database. Hasilnya, pengguna aplikasi ini hanya perlu merekam tangisan bayinya selama 15 detik untuk mengetahui apakah bayinya lapar, sakit, mengantuk, atau ingin popoknya diganti. Berdasarkan timbal-balik yang diberikan oleh penggunanya, keakuratan dari aplikasi ini sudah mencapai angka 92 persen untuk bayi i bawah dua minggu dan 85 persen untuk bayi dibawah satu atau dua bulan.
Keempat, munculnya berbagai gadget pengukuran digital yang sangat membantu para tenaga kesehatan, misalnya alat pengukur kadar lemak digital, alat pengukur kadar kadar gula digital, dan lain sebagainya. Selain sangat mudah, penggunaan berbagai gadget ini juga membantu keefektifan dalam memberikan diagnosa pada pasien. Misalnya, dengan adanya alat ukur lemak digital selain menghemat biaya, penggunaan alat ini sangat praktis dan menghemat waktu jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengukuran kadar lemak secara manual di laboratorium. Selain itu, terdapat juga gadget yang digunakan untuk mengukur kadar haemoglobin, yakni Haemoglobin Digital Meter. Alat ini umumnya dapat dijumpai dalam kegiatan donor darah. Penggunaa gadget ini dapat mempercepat proses penentuan apakah darah dari calon pendonor cocok dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kelalaian dan kecerobohan masih sering terjadi dalam penggunaan berbagai gadget tersebut, dimana hal ini dapat justru dapat merugikan kesehatan penggunanya. Pertama, pada dasarnya telepon genggam dapat meradiasikan gelombang radio. Gelombang radio merupakan salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik dapat dibagi menjadi dua, yakni yang mengion seperti sinar kosmis, x-ray, dan radon yang dapat membahayakan DNA dalam sel, dan yang tidak mengion seperti gelombang radio. Sayangnya, jaringan pada tubuh dibagian manapun akan menyerap radiasi yang diemisikan oleh telepon genggam. Sering kita jumpai informasi mengenai betapa bahayanya dari radiasi telepon genggam, tetapi pada faktanya berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai organisasi kesehatan mengenai hubungan antara radiasi telepon genggam dengan berbagai penyakit kronik ternyata tidak menemukan hasil yang konkrit. Namun perlu di ingat bahwa Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menyebutkan bahwa radiasi ini memiliki ‘kemungkinan bersifat karsinogenik’. Sehingga alangkah baiknya apabila kita menggunakan telepon genggam kita lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan.
Kedua, tidak jarang kita temukan orang dewasa atau bahkan remaja yang tidur sangat larut karena asik bermain gadget. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa penggunaan gadget satu jam sebelum tidur dapat menyebabkan pengurangan sekresi melatonin. Secara alamiah, pada pukul sembilan hingga sepuluh malam, tubuh akan menghasilkan hormon melatonin, yakni hormon yang dapat menyebabkan rasa kantuk dan berperan penting dalam regulasi kesehatan tubuh. Adanya cahaya biru yang dipancarkan oleh gadget dapat mengurangi produksi melatonin sehingga berimbas pada berkurangnya jam tidur dan juga dapat mengganggu jam biologis tubuh. Terganggunya jam biologis tubuh akan mempengaruhi metabolisme dan kegiatan dalam tubuh lainnya, sehingga hal ini jelas merugikan.
Secara keseluruhan, adanya perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan dapat dikatakan sebuah anugerah karena dapat mempermudah pekerjaan berbagai para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, maupun staf, dan juga memberikan sebuah solusi praktis bagi permasalahan yang biasanya memakan biaya sangat mahal seperti kelainan autisme. Namun perlu diingat kembali bahwa penggunaan teknologi tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari berbagai efek samping terhadap kesehatan tubuh yang tidak diinginkan.
Sumber : https://www.google.co.id/amp/s/mashitafajri.wordpress.com/2016/01/10/perkembangan-teknologi-dalam-bidang-kesehatan/amp/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar